بسم الله الرحمن الرحم
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. "
(QS. 29:45)
(QS. 29:45)
MAHARISHI EFEK
Dalam sebuah penelitian pd th 1972, Maharishi Yogi melakukan kajian di lebih 24 kota di Amerika. Dan dia menemukan bahwa resonansi energi meditasi dapat menurunkan angka kejahatan dan tindak kekerasan di kota tersebut. Maharishi Yogi menerangkan bahwa angka kekerasan dan tindak kejahatan akan menurun secara drastik jika di setiap wilayah (kota) hanya 1% saja dari jumlah penduduknya melakukan sebuah teknik khusus meditasi transendental.
Inti dari meditasi adalah untuk menghasilkan rasa tentram dan damai di dalam hati. Maharishi Yogi berpendapat bahwa kedamaian di dalam hati yang dihasilkan oleh penduduk yang melakukan meditasi (yang jumlahnya hanya 1% dari jumlah penduduk tadi), secara 'auto' akan dirasakan pula oleh lingkungan di sekitarnya.
Beberapa tahun kemudian, "International Peace Project In The Middle East" melakukan sebuah projek kajian yang sama. Hasil yang mengejutkan dari percubaan ini kemudian diterbitkan pada Tahun 1988 dalam "Journal of Conflict Resolution".
Untuk percubaan ini, para peneliti membawa para peserta ujian pada hari dan jam tertentu ke wilayah peperangan (Lebanon & Israel). Benar saja, hasilnya sungguh sangat menabjukkan. Selama para peserta ujian "tenggelam" dalam meditasi mereka dan menciptakan kedamaian batin, angka kejahatan dan teror menurun dengan drastik. Bahkan angka kecelakaan pun berkurang dan unit-unit gawat darurat di seluruh rumah sakit berkurangan kesibukannya. Tapi bila sahaja seluruh peserta ujian tadi mengakhiri meditasi mereka., maka semuanya kembali berlaku seperti sedia kala.
Hal yang paling mengagumkan dari penelitian ini adalah ternyata hanya sedikit sekali orang yang diperlukan untuk memancarkan "Medan Resonansi Perdamaian" ini. Iaitu :
- Untuk sebuah kota dengan jumlah penduduk 1 juta orang maka hanya dibutuhkan 100 orang utk melakukan meditasi.
- Jumlah keseluruhan penduduk dunia saat ini adalah sekitar 6 billion, jadi diperlukan hanya sekitar 8000 orang saja untuk menciptakan "Aura Perdamaian Dunia".
Sumber : Buku The Law Of Resonance Karya Pierre Franckh hal. 309-315
MEDAN RESONANSI ENERGI SOLAT
Teknik Meditasi Transendental Islam adalah SHOLAT. Nah, bagaimana dengan Resonansi Energi Sholat berjama'ah kita..? Sudahkah dapat mencegah perbuatan Keji & Munkar dengan radius pengaruh tidak hanya pd diri kita sendiri. Bahkan dapat mengurangi Angka kejahatan & tindak kekerasan di satu kota, negara, hingga dunia...?
Sudahkah sholat kita punya efek itu....? Sudahkah Sholat yang kita lakukan membawa Kedamian hati dan ketenteraman batin ke dalam hati kita....?? Yang resonansi kedamaian hati kita itu akhirnya juga dapat terpancar ke lingkungan kita, memberikan nuansa sejuk dan damai ke lingkungan kita....?
Padahal jelas sekali Allah menegaskan dalam firmannya :
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)
Di dalam ayat berbunyi إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar.
Efek pengaruh sholat yang benar, pada pelakunya akan dapat membersihkan segala kotoran-kotoran yang ada di hati, jiwa, & fikirannya. Sebagaimana hadist Nabi yang dikeluarkan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah. Nabi bersabda :
"Apa pendapat anda jika ada orang mandi di sungai depan anda sebanyak lima kali sehari ? Apakah masih menempel di badanya itu kotoran ? Jawab para Sahabat, Tidak, tidak ada lagi kotoranya ( bersih betul ). Jawab Nabi, itulah contoh sholat lima waktu. Allah menghapus dosa dan kesalahan-kesalahan hamba-Nya."
Dalam kesempatan ini saya akan sedikit mengupas pendapat Abul Aliyah yang berkata bahwa Di dalam sholat itu ada tiga unsur penting, yaitu Ikhlas, khosyah ( takut ) dan dzikrullah ( ingat kepada Allah ).
Dan saya akan mengupas salah satu unsur sholat yaitu Dzikrullah. Karena unsur inilah yang terpenting sehingga sholat yang kita lakukan dapat memancarkan Resonansi Energi Perdamaian bagi dunia.
Efek Dzikir yang pertama adalah memberikan ketentraman di hati :
Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." ( Ar Ra'd : 28)
Efek Dzikir Yang Kedua Bagi Dunia bahkan MAMPU ME-REMAJA-KAN kembali bumi dan mencegah kiamat dunia :
Rasulullah bersabda :
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتىَّ لاَ يُقَالَ فِى اْلاَرْضِ : اَلله ….اَلله
"Hari kiamat tidak akan terjadi sampai di atas bumi ini tidak ada lagi orang yang menyebut Allah,… Allah." (HR. Muslim, Tirmidzi dan Ahmad)
Efek Dzikir Yang Ketiga adalah menjadikan Manusia sebagai "Station" (Pusat) Pemancar Energi Ilahi Yang Aktif Dan Full Power, Rasulullah menyebut seorang ahli dzikir sebagai manusia yang "HIDUP".
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
"Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir kepada Allah adalah seperti orang yang hidup dan mati." (HR. Al-Bukhariy no.6407 bersama Fathul Bari 11/208 dan Muslim 1/539 no.779)
Sholat adalah Dzikir terbesar :
Allah berfirman :
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
"Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)." (QS. 29:45)
Sebenarnya hubungan dzikir dengan ketentraman jiwa dapat dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya ingat atau menyebut. Jika diartikan menyebut maka peranan lisan lebih dominan, tetapi jika diartikan ingat, maka kegiatan berpikir dan merasa (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang dapat diikuti:
1. Manusia memiliki potensi intelektual.
Potensi itu cenderung aktif bekerja mencari jawab atas semua hal yang belum diketahuinya. Salah satu hal yang merangsang berpikir adalah adanya hukum kausalitas di muka bumi ini. Jika seseorang melahirkan suatu penemuan baru, bahwa A disebabkan B, maka berikutnya manusia tertantang untuk mencari apa yang menyebabkan B. Begitulah seterusnya sehingga setiap kebenaran yang di temukan oleh potensi intelektual manusia akan diikuti oleh penyelidikan berikutnya sampai menemukan kebenaran baru yang mengoreksi kebenaran yang lama, dan selanjutnya kebenaran yang lebih baru akan ditemukan mengoreksi kebenaran yang lebih lama.
Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasa puas terhadap 'kebenaran ilmiah' sampai ia menemukan kebenaran perenial melalui jalan supra rasionalnya. Jika orang telah sampai kepada kebenaran ilahiah atau terpandunya pikir dan dzikir, maka ia tidak lagi tergoda untuk mencari kebenaran yang lain, dan ketika jiwa itu menjadi tenang, tidak gelisah dan tidak ada konflik batin. Selama manusia masih memikirkan ciptaan Allah SWT dengan segala hukum-hukumnya, maka hati tidak mungkin tenteram dalam arti tenteram yang sebenarnya, tetapi jika ia telah sampai kepada memikirkan Sang Pencipta dengan segala keagungannya, maka manusia tidak sempat lagi memikirkan yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak kebahagiaan tercapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah mencapai al- nafs al-muthma'innah.
2.Keinginan Manusia Tidak Terbatas
Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, tidak ada habis-habisnya, padahal apa yang dibutuhkan itu tidak pernah benar-benar dapat memuaskan (terbatas). Oleh karena itu selama manusia masih memburu yang terbatas, maka tidak mungkin ia memperoleh ketentraman, karena yang terbatas (duniawi) tidak dapat memuaskan yang tidak terbatas (nafsu dan keinginan). Akan tetapi, jika yang dikejar manusia itu Allah SWT yang tidak terbatas kesempurnaan-Nya, maka dahaganya dapat terpuaskan. Jadi jika orang telah dapat selalu ingat (dzikir) kepada Allah maka jiwanya akan tenteram, karena 'dunia' manusia yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.
Hanya manusia pada tingkat inilah yang layak menerima panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dan untuk mencapai tingkat tersebut menurut al-Rozi hanya dimungkinkan bagi orang yang kuat potensinya dalam berpikir ketuhanan atau kuat dalam 'uzlah dan kontemplasi (tafakkur)-nya.
Jadi al-nafs al-muthma'innah adalah nafs yang takut kepada Allah, yakin akan berjumpa dengan-Nya, ridlo terhadap qodlo-Nya, puas terhadap pemberian-Nya, perasaannya tenteram, tidak takut dan sedih karena percaya kepada-Nya, dan emosinya stabil serta kokoh.
KESIMPULAN :
Islam akan tampil sebagai pembawa perdamaian dunia, bila umat islam sudah dapat melaksanakan sholat dengan benar. Sholat tidak akan benar bila umat Islam tidak tahu cara berdzikir yang benar.
No comments:
Post a Comment